MAKALAH
BIOKIMIA
VITAMIN
DAN HORMON
OLEH
:
KELOMPOK
2
1.
NURHAYATI
2.
NOVIA
SETIAWATI
3.
DINA
OKTAVIATNA
4.
MEDINA
FADILA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Biokimia dengan waktu yang telah diberikan,
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun demikian
penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.
Atas dukungan dari berbagai pihak
akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan
ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang mengajar mata kuliah Biokimia Ibu Dr. Violita, S.Si M.Si yang
memberikan pengajaran dan arahan dalam penyusunan makalah ini, dan juga terima
kasih kepada teman-teman semua yang memberi dukungan dan masukan dalam
penulisan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan
makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Padang,
Oktober 2015
Penulis
VITAMIN
A. Pengertian vitamin
Vitamin (bahasa inggris : vital
amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, kebanyakan
vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa diantaranya
masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh
karena itu tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi
vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi,
dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
B. Klasifikasi vitamin
Vitamin dibagi ke dalam dua
golongan. Golongan pertama oleh kodicek (1971) disebut prakoenzim
(procoenzyme), bersifat larut dalam air, banyak ditemukan dalam buah, sayur,
biji-bijian dan daging, tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu yang lama,
diserap langsung ke dalam aliran darah, tidak beracun, di eksresi dalam urine.
Yang termasuk kedalam golongan ini adalah : Vitamin B dan Vitamin C.
Golongan kedua
adalah vitamin yang larut dalam lemak yang disebut alosterin, vitamin ini
banyak ditemukan dalam makanan yang berlemak atau berminyak, dapat disimpan
dalam waktu lama dihati dan jaringan lemak, diserap ke dalam pembuluh limfe dan
dibawa dalam darah dengan bantuan chylomicron (protein transporter). Apabila
vitamin ini terlalu banyak dikonsumsi, akan memberikan gejala penyakit tertentu
(Hipervitaminosis) yang dapat membayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan
terjadinya penyakit defisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit ini akan hilang
kembali apabila kecukupan vitamin tersebut terpenuhi. (Poedjiadi,2007).
1. Vitamin larut dalam air
Yang tergolong
ke dalam vitamin ini yaitu :
a.
Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam
metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat
beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai
senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap
berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam
kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah
(eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan
sayur-sayuran hijau.
Vitamin B terbagi atas
:
1) Thiamin
(B1)
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama thiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki
peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari.
Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak.
Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan,
seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri,
gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal
tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu,
telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti
banyak mengandung vitamin B1.
Koenzim
yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin pirofosfat (TTP) yang berfungsi
dalam reaksi-reaksi dekarboksilasi asam α keton, oksidasi asam α keton dan
transketolasi.
2)
Riboflavin (B2)
Vitamin
B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di
dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin
mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam
pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong
pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber
vitamin B2 banyak ditemukan pada susu, daging, telur,
ikan. Biji-bijian seperti beras dan gandum mengandung riboflavin dalam jumlah
yang kecil.
Kebutuhan
riboflavin yang dianjurkan adalah :
-
Bagi wanita yang lebih dari 23 tahun 1,2 mg/hari
-
Pria lebih dari 23 tahun 1,6 mg/hari
-
Wanita menyusui 1,7 mg/hari
-
Wanita hamil 1,5 mg/hari
-
Bayi 0,6 mg/hari
-
Anak sampai 10 tahun 1,2 mg/hari
3)
Niacin (B3)
Vitamin B3 juga dikenal dengan
istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat
untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam
menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan
vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin
ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan
tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin
ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.
4)
Asam pantotenat (B5)
Vitamin B5 (asam pantotenat) merupakanpembentukan koenzim A. Gugus aktif
koenzim A adalah gugus –S-H. Dalam reaksi-reaksi kimia biasanya dituliskan
KoA-SH atau HS-KoA.dengan gugus karboksil dari substrat koenzimA membentuk
ikatan tioester.
Vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini
adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan
memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai
dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran
hijau dan kacang hijau.
5)
Piridoxin (B6)
Koenzim
piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi-reaksi metabolisme asam amino.
Seperti reaksi transaminasi, dekarboksilasi dan rasemisasi, masing-masing
reaksi ini berlangsung dengan katalis enzim yang berbeda-beda, tetapi semua
enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat.Sumber vitamin B6
adalah daging, unggas, ragi, legum, serealia, ubi jalar dan kentang.
6)
Biotin (B7)
Biotin sebagai kofaktor terikat
kuat pada bagian protein enzim. Ada tiga jenis reaksi yang dapat dilansungkan
oleh biotin, yaitu :
(a) Reaksi karboksilasi pada karbon dari asil KoA
(b)
Reaksi
karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda dari rantai karbon senyawa asil KoA
(c)
Reaksi transkarboksilasi pada senyawa
asil KoA
Sumber yang bagus dari biotin adalah daging, kuning
telur, kacang polong kenari atau kemiri.
7)
Asam folat (B9)
Makanan sumber asam folat
adalah hati, sayuran bewarna hijau tua terutama bayam, asparagus dan
kacang-kacangan. Tetrahidrofolat berperan dalam pembentukan komponen RNA dan
DNA, oleh karenanya penting untuk pembelahan sel dan reproduksi.
8)
Cobalamin (B12)
Vitamin B12 atau kobalamin
merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak
ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami
gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di
dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang
berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan
RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber
makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
b.
Vitamin C (Asam Askorbat)
Vitamin
C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. (Mulyono 2005).
Vitamin
C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Vitamin C diperlukan untuk menjaga
struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan
serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia.
Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan (Lehninger 1996).
Vitamin C dapat membantu
penyerapan zat besi, mempertajam daya ingat, dan membantu pembuangan feses. Sumber
vitamin C adalah sayuran bewarna hijau, buah-buahan. Penambahan tomat atau
jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C.
2. Vitamin larut dalam lemak
Yang tergolong
ke dalam vitamin ini, yaitu :
a.
Vitamin A
Vitamin A, yang juga
dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan
indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu
komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah
rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama
yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna
merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
b. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya,
seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini
adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan
mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena
cahaya matahari (sinar ultraviolet).
Bila
ditinjau dari strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa, yakni D1,D2,D3,
dan seterusnya. Vitamin D2 berasal dari tumbuhan, sekarang dikenal
sebagai ergokalsiferol, dan D3 atau kolekalsiferol berasal dari
hewan. Pada jaringan hewan dibawah jaringan epidermis terdapat bahan pembentuk
vitamin D yang berubah menjadi vitamin D3 dibawah pengaruh sinar
matahari. (Poedjiadi,2007).
c.
Vitamin E
Berfungsi sebagai zat
antioksidan. Vitamin ini menerangi terjadinya oksidasi vitamin A, karotin, asam
lemak tidak jenuh dan menjaga keadaan kesuburan individu. Sumber vitamin E
terutama berasal dari jaringan tumbuhan seperti minyak tumbuhan, sayuran hijau,
dan kacang-kacangan.
d.
Vitamin K
Vitamin K banyak
berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka.
Bekerja sama
dengan vitamin D untuk mengatur kadar kalsium tubuh. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk
mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita
perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan
sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh
C. Fungsi vitamin
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan
dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin
dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di
dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.
Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan.
Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum berhubungan sangat
erat dengan fungsi enzim, terutama vitamin –vitamin kelompok B.
Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang
dihasilkan oleh sel disebut “Apoenzim”
Vitamin merupakan suatu senyawa yg telah lama dikenal oleh
peradaban manusia .sudah sejak ribuan tahun lalu manusia telah mengenal
vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi
tubuh. Vitamin diperkirakan berperan sebagai katalisator dalam reaksi
biokimia tubuh.
Vitamin dapat berperan secara bersama–sama dalam
mengatur fungsi tubuh, misalnya memacu dan memelihara :
1) Pertumbuhan,
2) Reproduksi,
3) Kesehatan
dan kekuatan tubuh,
4) Stabilitas
sistem syaraf,
5) Selera
makan,
6) Pencernaan,
7) Penggunaan
zat-zat makanan lainnya.
Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni
zat untuk menghindari terjadinya radikal bebas (free radikal bebas).
D. Kelainan dan gangguan yang terjadi
bila defisiensi dan kelebihan vitamin
Apabila
cadangan vitamin didalam tubuh telah habis dalam waktu 30-180 hari dan
penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak sama seklai, akan timbul
gejala penyakit pelegra (pele= kulit
agra = kasar). Penyakit ini dapat mengenai usus, kulit, dan sistem syaraf.
Kulit misalnya pada muka, leher, dada, lengan menjadi kemerah-merahan, kemudian
menjadi coklat mengeras. Untuk peneyembuhan penyakit ini diperlukan makanan
sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1,
vitamin B2 dan niasin
sendiri.
Gejala
umum dari pelegra :
a) Gejala
awal diantaranya lelah, pusing, kehilanagn berat badan, tidak mempunyai selera
makan.
b) Merasa
sakit pada lidah, mulut, kerongkongan disertai glositis (seperti terbakar pada
lidah) yang dapat meluas pada usus. Lidah dan bibir menjadi merah
c) Mual,
muntah-muntah yang diikuti diare
d) Dermatitis
(gatal terasa panas) khusunya pada permukaan tubuh yang terbuka yaitu lengan,
tangan, lutut dan leher.
e) Gejala
neurologis seperti daya ingat lemah, mudah bingung, halusinasi dan demensia
(gangguan jiwa dan gangguan syaraf).
Sumber vitamin diantaranya makanan yang kaya akan
protein seperti telur, daging dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya
biji-bijian seperti beras dan sebangsanya, sayuran hijau, kentang,
kacang-kacangan seperti kedelai dan petai cina.
Gejala pelagra dapat dihilangkan dengan pemberian
4,4 mg niasin per 1000 kalori energi yang dibutuhkan tubuh per hari. Niasin
larut dalam air, sehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi apabila sayuran
dicuci setelah dipotong-ppotong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di
negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pelagra, seringkali niasin
ditambah tiamin (vitamin B1).
Tiamin (vitamin B1)
Tiamin digunakan untuk membuat normal kembali
susunan syaraf. Koenzim yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin pirofosfat.
Defisiensi vitamin ini mengakibatkan terjadinya penyakit beri-beri terutama
negara-negara yang menggunakan makanan pokok nasi. Defisiensi vitamin B1 juga
mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan yang disertai muntah-muntah dan
diare. Sumber vitamin B1 adalah biji-bijian seperti beras, gandum,
daging, unggas, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran dan susu.
Kehilangan atau kerusakan tiamin selama proses
pemasakan disebabkan oleh sifat tiamin yang larut dalam air, dan tidak tahan
terhadap pemanasan yang terlalu lama. Adanya alkali juga menyebabkan kerusakan
tiamin. Pada pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang
direbus mencapai pengurangan tiamin mencapai 25% dan yang dipanggang kehilangan
25% saja. Dalam memasak sayuran sebaiknya menggunakan air sedikit saja, kecuali
bila air rebusan ikut dimanfaatkan.
Riboflavin (B2)
Riboflavin merupakan pembentuk flavin mononukleotida
(FMN). Tanda-tanda defisiensi vitamin ini adalah keilosis (terjadi kerak pada
sudut mulut yang berwarna merah). Sumber vitamin ini adalah susu, daging, telur
dan ikan. Biji-bijian seperti beras dan gandum mengandung riboflavin dalam
jumlah yang kecil.
Pada pasteurisasi, evaporasi atau pengeringan susu
terjadi penguranagn riboflavin sampai 20%. Apabila dijemur dibawah sinar
matahari langsung selama 3,5 jam terjadi pengurangan sampai 75%. Oleh karenaya pada
pengemasan susu harus digunakan tempat dari aluinium, karton atau botol
berwarna. Pada pengawetan sayuran hijau menggunakan bikarbonat akan terjadi
perusakan vitamin secara total.
Biotin
Biotin sebagai kofaktor terikat kuat pada bagian
protein enzim. Gejala yang tampak pada defisiensi vitamin ini adalah :
a. Kulit
menjadi kasar bersisik
b. Rasa
sakit pada urat-urat
c. Kulit
memucat
d. Anoreksia
(kehilangan selera makan) dan mual
e. Kadar
hemoglobin menurun
f. Kadar
kolesterol naik
g. Kadar
bitin urin menurun sampai 1/10 normal.
sumber yang bagus untuk vitamin ini adalah daging,
kuning telur, kacang polong, kenari atau kemiri
Piridoksin, piridoksal dan
piridoksamin (vitamin B6)
Gejala yang tampak pada defisiensi vitamin B6
adalah hambatan pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental, ermenia,
dermatitis (gatal-gatal kulit dengan bercak merah). Sumber vitamin B6 adalah
daging, unggas, ragi, legum, sereasila, ubi jalar dan kentang.
Asam folat
Asam folat menunjukkan anemia megaloblastik,
glositis (inflamasi pada lidah), diare. Makanan sumber asam folat adalah hati,
sayuran berwarna hiaju tua terutama bayam, asparagus, dan kacang-kacangan.
Vitamin B12
Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan oleh
kerusakan sistem absorbsi diusus. Gejala defisiensi vitamin ini anatara lain:
a.
Anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi B12
b.
Pucat dan menjadi kurus
c.
Anoreksia (kehilanagan nafsu makan)
d.
Gangguan neurologis
e.
Depresi mental
Sumber
vitamin B12 berasal dari makanan hewani seperti daging, susu, telur,
unggas, ikan, mentega, hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung vitamin B12.
Asam
pantetotenat
Vitamin ini merupakan pembentuk koenzim A.
Defisiensi viatamin ini:
a.
Kehilangan selera makan
b.
Tidak dapat melaksanakan pencernaan
makanan dengan baik
c.
Depresi mental
d.
Insomnia (tidak dapat tidur)
e.
Mudah terjadi infeksi saluran pencernaan
Semua makanan yang berasal dari hewan merupakan
sumber asam pentanol. Disamping itu biji-bijian, kacang polong. Buah dan sayur
mengandung asam pentotenat dalam kadar yang rendah.
Vitamin
C (asam askorbat)
Dalam
larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Dalam
pernapasan sel vitamin C banyak terlibat, namun mekanismenya belum diketahui
dengan jelas.
Peran penting vitamin C adalah:
· Oksidasi
fenilalanin menjadi tirosin
· Reduksi
ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaaan
· Mengubah
asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat
· Sintesis
hormon-hormon teroid dari kolesterol.
Infeksi dan demam tubuh memerlukan tambahan jumlah
vitamin C cukup banyak untuk mencapai kadar normalnya kembali dalam jaringan.
Pada binatang percobaan ternyata bahwa kadar vitamin C yang tinggi dapat
meningkatkan sintesis vitamin B kompleks dalam intestin. Penyakit atau gejala
yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C adalah :
· Skorbut,
pendaharan gusi
· Mudah
terjadi luka dan infeksi tubuh , dan kalau sudah terkena
sukar disembuhkan
· Hambatan
pertumbuhan pada bayi dan anak-anak
· Pembentukan
tulang yang tidak normal pada bayi dan anak-anak
· Kulit
mudah mengelupas
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau,
buah-buahan ( rasa asam pada buah tidak selalu sejalan dengan kadar vitamin C
dalam buah tersebut, karena rasa asam disebabkan oleh asam-asam lain yang
terdapat dalam buah bersama dengan vitamin C).
Vitamin C dapat hilang
karena hal-hal seperti:
§ Pemanasan
, yang menyebabakan rusak atau berbahayanya struktur
§ Pencucian
sayuran setelah dipotong terlebih dahulu
§ Adanya
alkali atau suasana basa selama pengolahan
§ Membuka
tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi
oksidasi yang tidak reversibel
Penambahan
tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C. Pemanasan sayuran
hendaknya dilakukan sebentar saja dengan mendidihkan airnya terlebih dahulu.
Vitamin
A (retinol)
Vitamin A adalah suatu alkohol. Didalam tumbuhan
vitamin A terdapat sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada hidolisis
karoten terjadi vitamin A. Vitamin A berperan dalam proses melihat. Defisiensi
vitamin A akan menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam
cahaya redup (rabun senja)
Dalam proses reproduksi vitamin A berfungsi sebagai
salah satu faktor pertumbuhan. Tikus yang kekurangan vitamin A ternyata sering
kurang subur, dan mengalami gangguan dalam sintesis androgen.
Defisiensi vitamin A
· Rabun
malam atau rabun senja, merupakan gejala awal dari defisiensi vitamin A.
Penderita juga tidak dapat melihat untuk jangka waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan orang normal, bila datang dari tempat terang ketempat gelap.
· Perubahan
epitel, kekurangan vitamin A dapat mngakibatkan perubahan-perubahan terentu
pada jaringan eptel diseluruh tubuh, termasuk mata. Keratinisasi (pengeringan
jarinagn epitel) terjadi pada defisiensi sedang. Pada defisiensi yang parah
akan terjadi perubahan pada kulit disebut folikular hiperkeratosis, dimana
kulit menjadi keras, kering and bersisik. Gejala awal yang ringan pada mata
adalah berubahnya sensitivitas mata terhadap cahaya yang kuat (fotofobia). Defisiensi
yang parah dan berlangsung lama akan menyebabakan terjadinya xeroftalmia,
dimana kornea mata menjadi kering, menjadi memutih dan mudah terjadi infeksi
serta luka. Pada keadaan yang buruk terjadi kerusakan jaringan mata yang
disebut keratomalasia. Dalam hal ini kornea mata menjadi lembut dan meluruh
yang dapat mengakibatkan kebutaan permanen.
· Perkembangan
tulang dan gigi yang tidak normal
Sumber
vitamin A dari hewan seperti minyak ikan, hati, mentega, keju dan susu. Pada
tumbuhan seperti sayuran hijau, sayuran kuning, buah-buahan warna kuning,
margarin yang diperkaya
Kelebihan vitamin A atau hipervitaminosis akan
menunjukkan gejala keracunan. Bagi oarng dewasa telah menunjukkan adanya gejala
hipertaminosis antara lain kulit kering dan bercak-bercak, rambut rontok, sakit
tulang dan persendian, sakit kepala dan pembesaran hati.
Vitamin A relatif stabil terhadap panas, dengan
demikian tidak banyak yang hilang selam proses pemsakan makanan. Makanan dalam
kaleng masih dapat menahan vitamin A selama sembilan bulan.
Vitamin
D
Vitamin D dikenal beberapa senyawa yakni, D1, D2, D3
diantaranya atau kolekalsiferol berasal dari hewan. Pada jaringan hewan dibawah
jaringan epidermis terdapat bahan pembentuk vitamin D yang berubah menjadi
vitamin D3 dibawah pengaturan sinar matahari pagi.
Vitamin D berfungsi untuk mengatur absorbsi kalsium
dan fosfor dari saluran pencernaan makanan, mengatur kalsifikasi tulang dan
gigi, dan diperkirakan membuat mukosa usus halus menjadi lebih permeabel untuk
kalsium dan fosfor. Diperkirakan pula bahwa vitamin D dapat membantu kelancaran
terjadinya transpor aktif kalsium melalui membran. Sumber vitamin D adalah
minyak ikan, susu, senyawa dibawah lapisan epidermal yang dapat menjadi vitamin
D oleh sinar ultra violet.
Kelebihan vitamin D bersifat racun untuk tubuh.
Dosis antara 1000-3000 mcg/hari/kg berat badan memberikan gejala keracunaan
dengan tanda-tanda diare, nausea, (mual) dan poliuria. Keracunan yang berat
akan menyebabakan kerusakan renal (saluran kencing) dan kalsifiksi
jaringan-jaringan lunak seperti jantung, pembuluh paru-paru, lambung dan ginjal.
Defisiensi vitamin D
meenyebabkan :
· Ricketsia
pada anak-anak dengan gejala tulang menjadi lunak, pembesaran sendi-sendi
sambungan tulang, derformasi tulang dada, pelvis, pertumbuhan gigi terlambat.
· Kejang
· Osteomalasia
(melunaknya tulang) pada orang dewasa.
Vitamin
E
Berfungsi sebagai zat antioksidan. Vitamin ini
menerangi terjaidnya oksidasi vitamin A, kerotin, asam lemak tidak jenuh, dan
menjaga keadaan kesuburan individu.
Defisiensi vitamin E menyebabkan terjadinya
hemolisis sel-sel darah merah dan anemi. Pada hewan menyebabkan kemandulan.
Sumber vitamin E terutama berasal dari jaringan tumbuhan seperti minyak
tumbuhan, sayuran hijau, kacang-kacangan.
Vitamin
K
Vitamin terdapat pada jaringan tumbuhan hijau,
sedangkan vitamin K2 terdapat pada bakteri. Vitamin K berfungsi
dalam pembentukn protrombin dan protein-protein pembekuan darah lainnya.
Disamping itu juga berpartisipasi dalam proses fosforilasi oksidatif dalam
metabolisme sel. Defisiensi vitamin K akan menyebabkan :
· Hemoragi
· Waktu
pembekuan darah panjang
Sumber
vitamin K antara lain adalah daun hijau seperti bayam, kubis. Sumber makanan
dari hewan yang disarankan adalah hati.
HORMON
E.
Pengertian
Hormon
Hormon didefinisikan
secara klasik sebagai zat yang disintesa pada berbagai kelenjer tanpa saluran
yang disekresikan ke berbagai jaringan tertentu. Pada jaringan ini hormon
mengatur berbagai proses metabolisme. Hormon berfungsi luas pada otak, demikian
juga dengan fenomena tingkah laku seperti rangsangan sex, makanan dan
lain-lain. Hormon disekresikan dalam darah sebelum digunakan, maka kadar hormon
ini dapat merupakan indikasi aktivitas saat kontak dengan organ sasaran. (Azmi,
1999: 110)
Hormon merupakan
mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi
hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan
diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi
Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β
Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya
sel-sel hepar. (Lehninger, 1993)
F. Struktur Hormon
Setiap
reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional yaitu :
1. Domain pengenal akan mengikat hormon
2. Regio skunder menghasilkan (tranduksi) signal yang merangkaikan
pengaturan beberapa fungsi intrasel
Reseptor hormon Steroid dan Thyroid
membentuk suatu superfamili yang besar dari faktor transkripsi. Disini termasuk
juga reseptor untuk vitamin D dan Asam retinoid.
Reseptor untuk hormon Glukokortikoid mempunyai beberapa domain
fungsional yaitu:
1.
Regio pengikat hormon dalam
bagian terminal karboksil
2.
Regio pengikatan DNA yang
berdekatan
3.
Sedikitnya dua regio yang
mengaktifkan transkripsi gen
4.
Sedikitnya dua regio yang
bertanggung jawab atas translokasi reseptor dari sitoplasma ke nukleus
5.
Regio yang mengikat protein
renjatan panas tanpa adanya ligand
Reseptor Insulin berupa heterotetramer (α2β2) terikat lewat ikatan
disulfida yang multipel :
1. Subunit ekstramembran akan mengikat insulin
2. Subunit perentang membran akan mentransduksi sinyal yang mungkin
terjadi lewat komponen tirosin kinase pada bagian sitoplasmik polipeptida ini
Reseptor IGF, EGF ,
LDL, umumnya serupa dengan dengan reseptor insulin ini.Reseptor untuk ANF yang
memiliki aktifitas guanilil siklase juga termasuk dalam kelas ini.
Reseptor hormon polipeptida yang mentransduksikan sinyal melalui
pengubahan kecepatan produksi cAMP ditandai dengan adanya tujuh buah domain
yang merentangkan membran plasma. (Murray, 1995)
Gambar 3 : gambaran berbagai jenis reseptor membran dengan contoh
masing-masing
G.
Klasifikasi
Hormon
Hormon
dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon
di dalam sel
Tabel
1 . Klasifikasi Hormon Berdasarkan Lokasi Reseptor Hormon
|
Golongan I
|
Golongan II
|
Reseptor
Tipe
Solubilitas
Protein
Pengangkut
Usia paruh
Mediator
|
Intraseluler
Steroid,Yodotironin,Kalsitriol,Retinoid
Lipofilik/Hidrofobik
Ada
Panjang
(Berjam-jam/berhari-hari)
Kompleks
hormon Reseptor
|
Membran plasma
Polipeptida,Protein,Glikoprotein
Hidrofilik/Lipofobik
Tidak
ada
Pendek (menit)
Second messenger berupa :
cAMP,cGMP,Ca2+,
Fosfotidilinosi-
tol, Lintasan Kinase
|
H.
Mekanisme
Kerja Hormon
Hormon T3 dan T4 berikatan
dengan reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran.
Di sitoplasma hormon ini berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah
dengan reseptor spesifiknya. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu
regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi sintesis protein dengan
meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen.
Dari transkripsi gen–gen ini timbul perubahan dari tingkat
transkripsi m RNA mereka. Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari
produk protein dari gen ini.Protein ini kemudian memperantarai respon hormon
Thyroid. Hormon Thyroid dikenal sebagai modulator tumbuh kembang → penting pada
usia balita
1.
Induksi sintesis enzim pada
tingkat inti
Hormon hidrofobik seperti tiroksin dan steroid beredar dalam plasma
darah dan terikat pada pengemban proteinspesifik. Oleh sebab itu konsentrasi
total hormon ini dalam plasma darah tergantung dari keseimbangan antara bentuk
bebas dan bentuk terikat. Hormon ini memasuki sel sasaran dan bekerja untuk
merangsang RNA spesifik sehingga meningkatkan pembentukan protein yang dalam
bentuk enzim. Selain itu hormon steroid dapat meningkatkan pembentukan
messenger RNA, dan ribosom RNA.
Kelompok hormon steroid
seperti Estrogen,Progsteron, dan Kortison memberi pengaruh dominan pada
transkripsi gen.Hormon ini akan berikatan dengan reseptornya di intrasel dari
sel target. Kompleks hormon reseptor berbertindak sebagai sinyal intrasel akan
terikat pada pada unsur respon hormon yang barfungsi mengaktivasi proses
tanskripsi menyebabkan pembentukan mRNA spesifik. Efek yang sama juga terhadap
hormon Thyroid. (Lehninger, 1993)
2.
Perangsangan sintesa enzim
tingkat ribosom
Hormon dapat merangsang kecepatan translasi protein. Ribosom yang
diambil dari binatang yang diberi hormon pertumbuhan dapat merangsang sintesa
protein pada mRNA.
3.
Kerja hormon pada tingkat
membran
Banyak hormon misalnya insulin dan ketokelamin yang menyebabkan
perubahan aktivitas metabolik sekunder pada tingkat membran. Biasanya enzim ini
dapat mengaktifkan sistem enzim pada membran yang langsung bergabung dengan
reseptor.
4.
Kerja hormon berhubungan dengan
siklik AMP (cAMP)
Siklik AMP adalah suatu nukleotida yang mempunyai peranan yang
unik dengan kerja hormon. Kadarnya dapat dinaikkan atau diturunkan akibat
pengaruh kerja hormon. Hormon glukagon dapat menaikkan kerja AMP yang tinggi
dalam hati dan sedikit meningkat pada otot. Sedangkan enefrin menimbulkan
kenaikan c-AMP yang lebih besar dalam dibandingkan dalam hati. Sebaliknya
insulin dapat menurunkan c-AMP hati berlawanan dengan kenaikan glukosa yang
disebabkan glukagon. ( Azmi,1999: 110-111)
Tidak semua hormon
dihasilkan oleh suatu kelenjar tertentu.Hormon golongan Eicosanoid mencakup:
Prostanoid (Prostaglandin, Prostasiklin Tromboxan) dan Leukotrien adalah
derivat asam lemak tak jenuh dengan kerangka 18,20 atau 22 karbon.Asam
Arachidonat adalahsubstrat untuk sintesis berbagai eicosanoid pada manusia.
Prekursor asam arachidonat ditemukan dalam membran lipid darimana ia dilepaskan
sebagai respon dari berbagai rangsangan melalui kerja dari berbagai fosfolipase baik fosfolipase A atau
fosfolipase C maupun lipase digliserida.Aktifitas fosfolipase A2 in
vitro dapat dihambat oleh glukokortikoid melalui induksi dari protein yang
disebut lipokortin, hal ini dapat menyumbang pada supresi glukokortikoid dari
reaksi peradangan tertentu, tetapi makna inhibisi ini pada manusia belum
ditetapkan. Sintesis prostanoid dari asam arachidonat dikatalisis oleh jalan Siklooksigenase. Sintesis Leukotrien
dikatalisis oleh jalan Lipoksigenase
Kerja enzim siklooksigenase
dapat dihambat oleh Aspirin, Indometasin dan obat-obat antiinflamasi steroid
lainnya → menghambat sintesis prostanoid . Kerja kelompok hormon ini serupa dengan
hormon yang bertindak pada permukaan
sel dan diduga secara predominan bertindak dalam suatu model parakrin
dan autokrin.
Onkogen merupakan gen yang mempromosikan kanker. Mengalami
perubahan melalui mutasi ataupun versi dari gen seluler normal yang
diekspresikan secara berlebihan.Dalam banyak kasus onkogen merupakan analog
dari hormon maupun faktor pertumbuhan, reseptor hormon,molekul yang
mentransmisikan kerja hormon. (Champe, 1994)
DAFTAR
PUSTAKA
Azmi, Johni.1999. Biokimia I (Biomolekul). Padang : UNP Press
Champe P C PhD , Harvey R A PhD. 1994. Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry 2nd .
Greenspan F S MD, Baxter J D MD1994. Basic and Clinical
Endocrinology 4th
Lehninger A, Nelson D , Cox M M . 1993. Principles of Biochemistry 2nd
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar
Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Murray R K, et al. 2000. Harper’s
Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America
Mulyono HAM. 2005. Kamus Kimia.
Bumi Aksara, Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar
Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia Press